Pemuda desa bernama
Ahmad jalan-jalan ke kota untuk menghilangkan kegelisahan hidupnya. Sesampainya
di kota, ia kebingunan hendak kemana. Langkah kakinya telah mengantarkan dia
menuju ke sesuatu keramaian. Ia mencoba ke sana, sebab banyak orang berdatangan
ke tempat itu.
Ternyata ia telah
sampai ke sebuah mall berlantai lima. Di sana ia melihat lalu lalang orang
menghabisakan waktunya, sepertinya rasa gelisahnya dapat terobati di tempat
itu. Namun ternyata ia rasa gelisahnya semakin bertambah. Karena ia melihat
kebanyakan dari kaum hawa memakai pakaian yang serba mini.
“Pantas aja di desaku
sekarang banyak wanita berpakaian mini,” dalam hati Ahmad berkata.
Barangkali ini efek
dari arus perubahan zaman, dimana kita tidak bisa menyaring hal-hal yang
negatif. Kita hanya bisa menirukan gaya masyarakat urban yang cenderung
menularkan virus gaya hidup made in barat. Tanpa menjunjung tinggi nilai-nilai
ketimuran.
Ahmad menyudahi
perjalanannya hari ini, ia telah menambah rasa gelisahnya. Sebelum sampai di
rumah, ia mampir ke rumah gurunya Pak Muh. Untung saja Pak Muh ada di teras
rumah, merekapun berdialog. Lalu Ahmad mempertanyakan kegelisahannya.
“Mengapa banyak wanita
berpakain sexy. Memperlihatkan bentuk kulitnya?”
“Gersang,” jawab Pak
Muh
“Apa itu?” Ahmad
penasaran atas jawaban singkat itu.
“seGER dan meraSANG.”
Kata Pak Muh. Ahmad tertawa lepas.
Kemudian Pak Muh
menjelaskan kepada Ahmad; “bahwa kesopanan kita sekarang telah kalah dengan
kuntilanak”. Meski kuntilanak tidak memakai jilbab ataupun kerudung, namun
pakaian mereka lebih tertutup di bandingkan wanita sekarang memperlihatkan
lekuk tubuhnya
“Katakanlah
kepada wanita yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah
mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami
mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau
saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka,
atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau
budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak
mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti
tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,
hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”
(QS. An-Nuur: 31)
Semarang, 19/09/12
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !