Mahar Tafsir Al-Qur’an

Minggu, 16 September 2012

Di malam tepat sebelum shalat isyak, seorang perempuan teman Ahmad menelpon Pak Muh. Padahal jarum jam baru menunjukan pukul setengah tujuh. Namun Pak Muh tetap mengangkat HPnya meski pada saat itu ia harus aktifitas sesudah maghrib.
No HP itu tidak ada di PhoneBook, mungkin karena kebutuhan ia terima telepon tersebut. Ternyata perempuan itu sudah mengenalnya. Ia ingin curhat tentang permasalahannya soal menuju ke pelaminan.
Sarana apa yang harus aku ketahui supaya bisa mengenal calonnya. Sebab ia baru saja mengenalnya dan diajaknya menikah?” tanya perempuan itu penuh pengharapan.
Siapa mengenal dirinya, ia akan mengenal Tuhan-Nya, “ jawab Pak Muh
Ia akan membatalkan pernikahan karena hal sepele, sebab saya tidak mau dikasih mahar Tafsir al-Qur’an?” perempuan itu bertanya kembali
Terima dan nikahlah walau itu berupa cincin besi“ jawab Pak Muh
Apa itu mahar sesungguhnya?” lanjut perempuan itu
Mahar itu ada dua. Pertama, mahar musamma adalah mahar yang disepakati dua orang yang disebutkan dalam akad nikah. Mahar ini dibagi dua yakni musamma mu’ajjal, mahar yang diberikan secara langsung dan musamma ghoiru mu’ajjal dan mahar mitsil. Mahar musamma, mahar yang pemberiannya ditangguhkan. Kedua, mahar mitsil, merupakan mahar yang menjadi ukuran keluarga mempelai wanita. Mahar yang besar kecilnya ukuran ditentukan oleh perempuan.” Pak Muh melanjutkan jawabannya.
Sebab menolak mahar al-Qur’an, ia mau membatalkan pernikahannya. Aku bahkan dianggap perempuan materialis. Padahal aku mencintainya dan aku siap hidup dalam kekurangan?” perempuan itu semakin mengeluarkan keluh kesahnya.
Terima dan nikahlah. “Diantara keberkahan seorang wanita ialah yang mudah urusannya dan murah maharnya (HR. Abu Dawud)”

Salatiga, 16/09/12

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mahasciena
Copyright © 2011. Mahasciena - Lukni Maulana - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Lukni Maulana
Present by Rumah Pendidikan Sciena Madani