Diberdayakan oleh Blogger.

Budayakan Memberi Bertajuk Berbagi Buku

Rabu, 26 Desember 2012


BOJONEGORO-Buku sangat berarti untuk perkembangan pengetahuan, sebab dengan buku ia akan membuka jendela dunia. Buku memberikan beragam informasi dari masalah teknologi, pendidikan, ilmu pengetahuan maupun agama. Hal inilah yang mendasari Lukni Maulana melalui komunitas Sciena Madani yang ia dirikan untuk saling memberi salah satunya dengan memberikan buku.

Melalui kegiatan yang bertajuk “Berbagi Buku” ini Sciena Madani berusaha turut serta untuk mewujudkan tatanan masyarakat supaya memiliki kegeamaran dalam membaca sebab melalui membaca inilah kita akan mengetahui perkembangan terkini dan mengetahui yang lampau.

Bertempat di Taman Baca Sanggat Pramuka Bojonegoro, Lukni Maulana memberikan beberapa koleksi buku untuk diberikan kepada Taman Baca SiNom Bojonegoro yang diasuh oleh Didik Jatmiko. Selain memberikan koleksi buku, diisi dengan beragam pengalaman mengelola perpustakaan dan bagaimana bisa ikut serta mencerdaskan masyarakat.

“Semoga buku ini bermanfaat, seperti nama SiNom yang berarti minuman. Buku ini dapat menjadi minuman segar untuk mereka yang haus akan ilmu pengetahuan”, tutur Didik.

Melalui program Berbagi Buku ini diharapakan bias memberikan pencerahan kepada masyarakat untuk memiliki kegemaran dalam bersedekah dan menuntut ilmu terutama aspek membaca. Sciena Madani memberikan fasilitas penyaluran buku bagi mereka yang ingin memberikan sumbangan buku. Penyaluran buku tersebut dapat dikirimkan ke alamat Banjardowo Rt 2 Rw 6 Genuk Semarang 5017 atas nama Lukni Maulana dengan Sms Center: 085641957127.

Meminta Kepemimpinan

Sabtu, 08 Desember 2012

Manusia terlahir dengan visi utamanya menjadi khalifah atau pemimpin di dunia. Namun jika menjadi pemimpin di realitas masyarakat dengan anak turunnya berupa jabatan, tentu memiliki kenikmatan sendiri. Bahkan menjadi seorang pemimpin dengan jabatan tinggi merupakan impian.
Namun sungguh aneh sekarang, kata Pak Muh.

Anehnya bukan karena visi utama, melainkan kepemimpinan yang berupa jabatan kini semakin diperebutkan. Tentu saja jabatan kepemimpinan yang menjanjikan berbagai kenikmatan dunia. Untuk mendapatakannya terkadang harus siap mengeluarkan uang dan harta yang banyak.

Inilah ambisi manusia atas jabatan kepemimpinan, bisik Pak Muh. Lalu ia berfikir tentang hadist Rasul, “Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi terhadap kepemimpinan, padahal kelak di hari kiamat ia akan mejadi penyesalan.” (HR. Bukhari).

Ini memang sudah terjadi, semua berambisi untuk merebutkannya baik kursi jabatan untuk menjadi presiden, menteri, gurbernur, wali kota, bupati bahkan ditingkatan terkecil menjadi lurah maupun di sebuah lembaga organisasi.

Apakah karena menjadi pemimpin memudahkan seseorang untuk memenuhi tuntutan hawa nafsu yang menawarkan kepopuleran hidup, ketenaran kehormatan atau akan mendapatkan status sosial yang tinggi. Ah..sungguh aneh dunia kepemimpinan ini, semua jadi lahan rebutan. Pak Muh ingat nasehat Rasulullah kepada para sahabatnya tentang kepemimpinan.

Wahai Abdurrahman bin sumarah, janganlah engkau meminta kepemimpinan. Karena engkau diberi tanpa memintanya, niscaya engkau akan ditolong (oleh Allah dengan diberi taufik kepada kebenaran). Namun jika diserahkan kepadamu karena pemintaanmu, niscaya akan dibebankan keadamu (tidak akan di tolong).” (HR. Bukhari)

Bahkan suatu ketika ada sahabat Rasulullah yakni Abu Dzar Al-Ghifari datang kepada Rasul, lalu ia berkata, “Wahai Rasulullah, tidaklah engkau menjadikanku sebagai pemimpin?”. Mendengar permintaanku, lalu Rasul menepuk pundakku seraya berkata:

Wahai Abu Dzar engkau seorang yang lemah sementara kepemimpinan itu adalah amanah. Dan nanti pada hari kiamat, ia akan menjadi kehinaan dan penyesalan kecuali orang yang mengambil dengan haknya dan menunaikan apa yang seharusnya ia tunaikan dalam kepemimpinan tersebut.” (HR. Muslim)

Ya..inilah dunia, apa lagi jika ada kata-kata politik partai, semua berkeinginan menambang suara dalam rangka memperoleh simpati masyarakat sehingga berbagai macam cara dilakukan seperti suap, membeli suara maupun mengeluarkan biayaya kampanye yang tinggih. Inilah jalan untuk memudahkan meraih jabatan. Untuk mejadi calon saja, ia rela mengkampanyekan dirinya dengan berbagai macam program dan visi. Namun sesungguhnya program dan visi misi adalah sebuah perkataan amanah yang harus dilaksanakan.

Sejenak Pak Muh merenungkan berbagai macam tragedi kepemimpina di negeri ini. Ketika seseorang telah meraih jabatan, sungguh malang mereka yang menjadikan jabatan menjadi ladang memenuhi hawa nafsunya sehingga tak heran jika banyak pejabat tersandung masalah korupsi.

Kami tidak menyerahkan kepemimpinan ini kepada orang yang memintanya dan tidak pula kepada orang yang berambisi untuk mendapatkannya.” (HR. Muslim)
Semarang, 8/12/12

Bank Guru

Jumat, 30 November 2012

Pendidikan tidak hanya sebagai alat maupun tempat memperoleh pengetahuan kemampuan akademik, akan tetapi sekarang ini sebagai suatu alat untuk mengawal dan mengenal alam sekitar dan juga menjaga kelestariannya. Karena tidak dapat dipungkiri alam sekitar merupakan obyek yang harus dikendalikan secara sadar, apa lagi di Indonesia rentan dengan bahaya bencana alam seperti tanah longsor, banjir dan tsunami.

Maka peran guru dan kepala sekolah tidak hanya memiliki kemampuan edukatif dan manajerial. Tapi sekarang ini dituntut bagaimana dia mampu menjadi seseorang yang memiliki jati diri dan kemandirian. Kemampuan tersebut ternyata dapat didorong dengan pemahaman pendidikan alam sekitar.

Hal ini menilik dari tahun ke tahun, seorang guru pastinya menginginkan memiliki kemandirian financial. Tidak pelak dari tahun ke tahun penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS), para guru berbondong-bondong mendaftarkan untuk mengikuti seleksi pagawai negeri. Ini bukanlah sebuah fenomena, tapi menjadi suatu yang praktis dan menjadi kebutuhan. Setiap guru mengginginkan jaminan yang layak didalam bekerja pada suatu instansi dan instansi pemerintah itulah yang mendorong kuat untuk memperoleh kemakmuran.
Walaupun formasi guru sedikit, perebutan kursi kemakmuran itu tidak menjadi masalah dan paling ironisnya, jika ada manipulasi penerimaan pegawai negeri yang tidak sehat.

Melihat realitas tersebut, lembaga pendidikan dituntut untuk bisa memberikan kemakmuran pada pegawainya. Memiliki jati diri dan kemandirian itulah harapan seorang guru dan lembaga pendidikan. Alam sekitar sebenarnya telah memberikan kita jawaban dan pelajaran realitas yang dihadapi.

Bukan berarti memanfaatkan alam sekitar dengan cara eksploitatif, akan tetapi membudidayakan sehingga lebih bermanfaat. Salah satu alternatif untuk mendukung kemandirian dan jati diri guru yakni dengan mendirikan bank guru. Bank guru bukan berarti memotong gaji guru, akan tetapi melibatkan semua unsur pendidikan dari guru, tukang kebun hingga siswa.

Bank guru dengan cara memanfaatkan alam sekitar, hal ini dapat dilakukan dengan berbagai inovasi dan kreativitas. Seperti pembuatan sentra-sentra alam, dengan membudidayakan segenap kemampuan komunitas sekolah. Sentra tersebut seperti pembuatan tabung sampah, tabung sampah ini dapat di golongkan dengan berbagai jenis; pertama, sentra tabung sampah kering dengan pemanfaatan limbah sampah kering untuk dapat didaur ulang, pembuatan pernak-pernik, dan kerajianan. Kedua, tabung sampah basah/organik dengan cara pemberdayaan pembuatan kompos ataupun bioteknologi yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya dengan pemanfaatan lahan sekolah seperti bercocok tanam, pembuatan bonsai ataupun berternak. Ketiga, tabung sampah logam dengan memanfaatkan barang-barang logam yang sudah tidak bermanfaat seperti paku, besi aluminium maupun kuningan.

Dari ketiga tabung sampah tersebut dapat dikembangkan menjadi sentra-sentra kreatif, seperti yang telah disebutkan diatas.  Semisal sentra kerajinan mainan sampah, sentra kertas olahan, sentra pembelajaran edukatif dari bahan plastik dan kaleng, sentra bercocok tanam (jamur, pisang, singkong maupun ketela) sehingga dapat dibuat olahan baru dengan pembuatan sentra kripik maupun olahan produk pertanian.

Semua ini dapat tercapai jika terjalin hubungan yang harmonis dari berbagai pihak. Selanjutnya dikelola menjadi bank guru dan semuannya diperuntukan bagi kesejahteraan guru, sehinga guru memiliki sumber dana baru diluar jam mengajar. Bahkan pendidikan juga turut serta dalam melestarikan dan menjaga lingkungan hidup. Bukan berharap untuk mendapatkan kemamuran tanpa adanya usaha.

Vaksin Anti Galau

Selasa, 27 November 2012

Allah telah menciptakan manusia yang begitu sempurna, sehingga ia harus siap untuk menjadi khalifah atau pemimpin di bumi. Sebab tidak ada makhluk lain yang tidak mampu memikul amanh tersebut. Maka ia di ciptakan dalam bentuk sebaik-baiknya (QS. At-Tiin: 4).

Sisi tubuh manusia juga dibentuk sedemikian rupa sehingga memiliki keseimbangan, zat antibody juga melingkupinya sehingga dapat dijadikan tameng untuk menjaga kesehatan manusia.

Namun  sejatinya Ahmad mengalami kegalauan menghadapi gejolak hidup ini. Persoalan demi persoalan silih berganti, padahal Pak Muh sudah sering berpesan kepadanya, bahwa segala sesuatu penyakit ada obatnya.
“Allah telah memberikan Vaksin disetiap diri manusia,” katannya.

Kegalauan merupakan penyakit diri, bukan fisik seperti penyakit batuk, flu atau kanker. Sesungguhnya Allah telah memberikan zat antibody tersebut, namun kebanyakan manusia tidak menyadari.

Jika ditimpa suatu masalah, manusia mudah putus asa, galau ataupun merasa bahwa dirinya tidak bisa apa-apa. Maka keyakinan semacam itu harus dihilangkan, sebab Allah telah memberikannya. Namun kebanyakan manusia tidak menyadari apa yang diberikan.

Vaksin tersebut ada beragam jenis, agar manusia terhidar dari rasa galau ataupun pesimis dalam menjalani hidup ini. Vaksin ini yakni sikap yang lahir dari dalam diri manusia seperti rasa syukur, tawakal, sabar, berdoa dan muhasabah diri.

“Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.” (QS. Al-A’raf: 58).

Manusia tidak ubahnya seperti tumbuhan, tumbuhan yang berada dilahan yang buruk, lambat laun akan rusak dan bahkan mati. Sedangkan dilahan subur, maka tumbuhan itu akan tumbuh subur dan menampakan keelokannya.

Demikianlah manusia, apabila ia mampu menjaga dirinya untuk tumbuh subur, maka ia akan tumbuh menjadi manusia yang terbaik dan terdidik karena ia mampu memahami arti kehidupan. Bawasannya disetiap kejadian ada tanda-tanda bagi orang yang berfikir.

Semarang, 09/10/12

Si Elang

Minggu, 18 November 2012

FOTO AKSI TEARTERICAL BAKAR DIRI SOLIDARITAS PALESTINA TAHUN 2009.
3 Tahun yang lalu aku melakukan aksi itu untuk Palestina, kini kembali bergejolak. Aku hanya bisa berdoa:


Si Elang

Ya..Allah
Burung elang kelaparan
Cakar dan pelatukanya tebarkan an
caman
Lancarkan aksi peperangan

Ya...Allah
Perang sudah menjadi makanan
Saling berebutan ingin menang
Mengalah atau perdamaian sepertinya bukan jalan

Ya...Allah
Perang adalah burung elang
Semua jadi korban
Semoga ada jalan
Sinar rembulan kian terang si elang terdiam
Semarang, 18 November 2012

Haji Mabrur vs Haji Mabur

Kamis, 15 November 2012

Terbit di www.nu.or.id (Situs Resmi Nahdlatul Ulama/NU Online) 


“ ... mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah (Makkah). Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah maha kaya (tiada memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali-‘Imran: 96).


Islam merupakan agama rahmatal lil’alamin yang membawa pesan perdamainan, hal ini sesuai dengan makna Islam itu sendiri yakni “damai”. Perdamaian dalam Islam memiliki arti perdamaian dengan Allah maupun manusia. Perdamaian dengan Allah memiliki arti berserah diri kepada Allah, sedangkan dengan manusia yakni menjauhkan diri dari perbuatan keburukan dan kemungkaran kepada sesama akan tetapi selalu berbuat baik dengan sesama.

Sedangkan Islam sendiri dibangun dengan pondasi berupa rukun Islam, rukun tersebut sebagai pondasi tegaknya din al-Islam yang berjumlah lima. Kelima rukun tersebut adalah syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji. Di dalamnya mengandung bimbingan kepada manusia, bagaimana seharusnya ia berhubungan dengan sang pencipta dan berinteraksi dengan sesama makhluk.

Salah satu rukun Islam tersebut yakni ibadah haji (rukun Islam kelima). Ibadah haji merupakan ibadah yang terbaik, karena bukan hanya melibatkan aspek badaniah (jasmaniyah), tapi jugamaliah (harta). Bahkan juga aspek ruhaniyah. Ibadah ini merupakan ibadah yang istimewa, kenapa demikian?, karena ibadah haji merupakan jamuan dari Allah yang itu berarti bahwa orang yang melaksanakan ibadah haji merupakan tamu Allah, yaitu dengan mendatangi rumah Allah (baitullah). Berbeda seperti biasanya kalau kita bertamu, kita akan menerima apa saja yang disuguhkan tuan rumah, di rumah Allah orang yang berhaji dipersilahkan meminta apa yang diinginkan kepada sang tuan rumah (Allah), dan pasti akan dikabulkan oleh Allah.

Selain itu, ibadah haji merupakan ibadah yang sangat banyak mengandung unsur napak tilas terhadap perjuangan Nabi Ibrahim  dan Nabi Muhammad Saw. Karena dilaksanakan di Baitullah, tempat yang disucikan, tempat lahirnya ajaran- ajaran tauhid.

Mengali Makna Haji

Bagi umat Islam ibadah haji merupakan keinginan yang luar biasa karena didalamnya hanya diperuntukan bagi orang yang mampu atau sanggup (QS. Ali-‘Imran: 96). Bagi seorang yang berkeinginan melaksanakan ibadah haji ia harus mengeluarkan biyaya yang tidak sedikit, bahkan mencapai puluhan juta. Bahkan rela antri bertahun-tahun untuk mendapatkan jatah tiket berangkat ke Arab Saudi.

Sudah menjadi tradisi atau apa, ibadah haji seakan menjadi sesuatu yang “wauw”, karena berbagai macam acara di gelar seperti upacara pemberangkatan yang diiringi puluhan hingga ratusan orang. Jika telah pulang para jamaah haji seakan menyandang gelar Haji, dengan membawa oleh-oleh yang banyak dan syukuran haji yang menghabiskan dana tidak sedikit.

Namun alangkah ironis jika di sekelilingnya masih ada orang yang membutuhkan uluran tangan, ada orang yang tidak mampu untuk melanjutkan sekolah, anak jalanan, mushala yang rusak ataupun jalan kampung yang membutuhkan perbaikan.

Makna-makna ibadah haji akan terlihat jelas bila ditempatkan dalam perspektif gerakan kemanusiaan yang mengibarkan lambang abadi pesan egaliter sebagai salah satu manifestasi dalam doktrin monoteisme warisan Nabi Ibrahim, sang bapak spiritual dari seluruh agama tauhid. 

Dilihat dari aspek spiritualnya, ibadah haji merupakan pucak taqarrub illahiyyah (upaya pendekatan diri kepada Allah). Sedangkan dilihat dari aspek sosial edukatifnya, ibadah haji merupakan upaya pendekatan kemanusiaan. Dengan demikian dalam pelaksanaan ibadah haji, berpadu dua nilai, yaitu nilai moral spiritual dan nilai sosial.

Pelaksanaannya juga diorientasikan untuk menghayati perjuangan Nabi Ibrahim dalam melestarikan monumen ajaran tauhid (monoteisme), yang kemudian dilanjutkan oleh Nabi Muhammad Saw. Maka seseorang yang telah melaksanakan ibadah haji harus mampu menghayati nilai-nilai suci didalamnya, nilai tersebut yakni; pertama nilai persamaan. Hal ini dapat diketahui dalam ritual ihram. Semua umat di wajibkan memakai lembaran kain berwarna putih yang bermakna persamaan tanpa membedakan ras, suku, bangsa, warna kulit mapun mahzab.

Kedua, persatuan. Terdapat dalam ritual thawaf, mengelilingi bersama-sama di bangunan ka’bah. Ka’bah yang merupakan satu-satunya arah kiblat bagi orang mu’min dalam melaksanakan ibadah shalat. Ini menunjukkan bahwa Allah adalah satu, yang menjadi tujuan dan pegangan hidup seluruh umat Muslim.


Ketiga, persaudaraan. Seseorang berkumpul disatu tempat dan dalam waktu yang sama, maka akan terbuka suatu kesempatan bagi mereka untuk bisa saling mengenal sehingga akan terjalin sebuah hubungan persaudaraan di antara mereka, dalam haji terdapat dalam wukuf di arafah, hajar aswad yang dilihat dari sejarah peletakan hajar aswad pada masa Nabi Muhammad Saw.

Keempat, kasih sayang, adapun nilai kasih sayang dalam ibadah haji dapat dilihat dari; Larangan dalam ihram, larangan bagi orang yang dalam keadaan ihram, yaitu larangan membunuh, berburu, menyembelih, ataupun larangan memotong atau merusak tanaman yang hidup di tanah haram. Berkurban yaitu dengan membagikan daging hewan kurban. Sa’i, yaitu ketika Hajar (ibu Ismail) merasa cemas akan nasib anaknya yang kehausan karena kehabisan persediaan air, maka Hajar-pun berlarian mendaki bukit Shafa dan Marwah utuk mencari air minum.

Ini merupakan sebuah isyarat rasa humanis (hubungan dengan sesama) dalam ritual ibadah haji. Seseorang yang sudah melaksanakan haji diharapkan mampu menerapkan keempat pesan suci ibadah haji yakni; persamaan, persatuan, persaudaraan, dan kasih sayang sebab di sekitar lingkugan masih banyak yang membutuhkan.

Ketika mampu menerapkan nilai-nilai tersebut, semoga para jamaah haji mendapatkan haji yang mabrur. Bukan haji mabur (Jawa: Terbang), yang hanya naik pesawat dari Indonesia menuju Arab Saudi.

Ansor Genuk Galakkan “Jambaninasi”

Terbit di www.nu.or.id (Situs Resmi Nahdlatul Ulama/NU Online) 


Ada beragam cara untuk memeriahkan peringatan hari sumpah pemuda, seperti upacara bendera, musikalisasi puisi, maupun pemutaran film dokumenter tentang perjuangan anak bangsa. Lain lagi dengan Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor  dan Banser Genuk Semarang. Organisasi kepemudaan Ansor dan Banser ini menggelar hajatan berupa pembangunan jambanisasi dan syukuran.

Bertempat di rumah Mulyadi warga Sembungharjo Rt 2 Rw 2 Genuk Semarang, jambanisasi dibuat, Ahad (11/11). Mulyadi merupakan salah satu warga di kecamatan Genuk yang tidak memiliki WC atau jamban. Maka Ansor turut serta mewujudkan kepedulian lingkungan dengan pembangunan jamban.

Masih banyak masyarakat Semarang khususnya wilayah Genuk yang tidak memiliki jamban yang steril, masyarakat sebenarnya memiliki jamban namun masih sangat sederhana yang bisa berakibat banyaknya penyakit. Apalagi sekarang musim penghujan, kata Muhammad Sodri selaku Ketua PAC GP Ansor Genuk.

Jamban menjadi kebutuhan vital yang harus dimiliki setiap rumah tangga, tentu jamban yang memiliki standar kesehatan. Kegiatan jambanisasi ini merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan, apalagi menjadi seorang pemuda sebagai orang yang memiliki tanggung jawab dalam meneruskan gerak pembaharuan bangsa dan negara.

Sumpah pemuda bukan hanya sekedar diperingati tiap tahunnya, namun sebagai pemuda kontribusi apa yang kita bisa berikan bagi negeri ini. Melalui bentuk kontribusi baik kepedulian lingkungan maupun karya pemuda sangat di tunggu oleh masyarakat.

Kisah Ibu Suryati (Deritaku dan 3 Anakku)

Kamis, 11 Oktober 2012


Kisah Ibu Suryati
(Deritaku dan 3 Anakku)
Alamat: RT 01 RW XII Pedurungan Kidul Semarang

Sungguh sangat ironis sekali jika kita hidup di kota besar dan memiliki sikap individual tanpa sedikitpun peduli kepada orang di sekitar kita. Hal itu merupakan realitas yang terjadi, jika kita menyaksikan sendiri apa yang terjadi.

Tepatnya di kota Semarang, sebagai pusat provinsi Jawa Tengah. Hiduplah sepasang keluarga yang tinggal di Pedurungan Kidul Rt 01 Rw XII Semarang. Keluarga kecil yang di huni oleh sepasang suami isti, 3 anak dan seorang nenek.

Pak Jumadi merupakan kepala keluarga yang berkerja serabutan sebagai buruh bangunan. Memiliki istri bernama Bu Suryati yang menderita penyakit kanker dan komplikasi penyakit kronis seperti paru-paru dan liver sehingga mengakibatkan kelumpuhan.

Sedangkan ketiga anaknya bernama Risma Rizki dan Nia. Risma anak nomer satu telah putus sekolah sejak dibangku sekolah dasar. Kini Risma bekerja sebagai buruh cuci baju dan cuci piring, sedangkan waktu sore hari ia manfaatkan untuk menimba ilmu di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) yang letaknya jauh dari rumahnya tepatnya di Masjid Baitul Mutaqin. Risma bisa belajar di TPQ karena tidak perlu mengeluarkan biyaya. Namun begitu Risma masih memiliki keinginan untuk melanjutkan sekolah, karena keadaanlah yang harus ia terima. Hanya Rizki yang saat ini masih sekolah, ia masih kelas 3 (tiga) sekolah dasar dan adiknya Nia masih kecil yang di momong oleh Neneknya.

Ajari aku tuk tersenyum
Ibu Suryati memiliki penyakit kelumpuhan yang diakibatkan oleh penyakit kanker, paru-paru dan liver, selama hampir tiga tahun dan di rawat oleh Mbah Mamik ibu dari Ibu Suryati. Sugguh sangat memilukan, Mbah Mamik merawatnya dari menyuapi untuk makan, menganti pakaian, memandikan hingga membersihkan kotoran, bahkan ketiga anaknya di rawat oleh Mbah Mamik.

Setiap kali berobat Ibu Suryati harus mengluarkan biyaya yang cukup besar yakni antara 3 sampai 4 juta. Namun pegobatannya hingga kontrol rutinnya belum mampu mengantarnya untuk sembuh.

“Sekarang sudah tidak ada biyaya untuk berobat, semua yang kami punya sudah dijual untuk berobat, sekarang sudah tidak ada yang bisa untuk di jual lagi,” tutur Mbah Mamik.

Kini Mbah Mamik hanya bisa pasrah pada keadaan, namun begitu ia masih memiliki harapan semoga anaknya Ibu Suryati bisa sembuh.

“Saya hanya bisa berharap semoga anak saya atau ibu dari cucu-cucu saya ini bisa sembuh dan diberi kesembuhan oleh gusti Allah, saya juga berharap semoga anak saya ini bisa hidup normal lagi, saya kasihan mas anak-anaknya masih kecil, mereka masih butuh bimbingan dari ibunya.” Tutur Mbah Mamik.
 * * *

Assalamualaikum Wr. Wb
BAGAIMANA DENGAN KITA
Apakah kita hanya berpangku tangan atau diam begitu saja?.
Harta kita ada hak orang lain, dengan harta beribadah dengan Allah akan semakin kuat. Dengan hartanya seseorang akan lebih leluasa dalam mencari ilmu. Begitupun hubungan dengan sesama, ia akan mudah mempererat hubungan persaudaraan dan pergaulan dengan hartanya ia bisa saling memberi hadiah, infak maupun sedekah.

“Sebaik-baik harta adalah harta yang dimiliki oleh orang shaleh.” (HR. Bukhari)

Marilah kita bantu saudara kita yang membutuhkan, semoga amal ibadah kita menjadi penolong dan sarana mendekatkan diri kepada Allah.

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”(QS. Al-Baqarah: 261)

"Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, tetapi kekayaan itu adalah kekayaan jiwa."(HR. Bukhari)
Semoga ayat al-Qur’an dan Hadist diatas dapat memotivasi diri kita untuk selalu dekat dengan Allah dan hubungan antar manusia dengan saling berbagi kepada sesama. 
Billahittaufiq Walhidayah
Wassalamualaikum Wr. Wb

Majelis Pengurus
Rumah Pendidikan Sciena Madani

LUKNI MAULANA
PENGASUH


Donasi Kisah Ibu Suryati (Deritaku dan 3 anakku):
1. Datang langsung ke rumah, alamat: RT 01 RW XII Pedurungan Kidul Semarang
2. Zainul (085642637662): Lembaga Amil Zakat Infak Shadaqah Masjid Agung Jateng
3. Bank BNI Cabang Karangayu No Rek: 0247541697, An. Lukni Maulana. (Konfirmasi: Ketik Nama_Jumlah donasi, Kirim ke No. 085641957127)

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mahasciena
Copyright © 2011. Mahasciena - Lukni Maulana - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Lukni Maulana
Present by Rumah Pendidikan Sciena Madani