Terbit di www.nu.or.id (Situs Resmi Nahdlatul Ulama/NU Online)dan Harian Semarang
Kewirausahaan merupakan virus yang harus disebarkan, hal ini untuk menjadikan seseorang menjadi mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain. GP Ansor Genuk Semarang menyadari akan hal itu, begitu juga dengan organisasi sebuah institusi yang seharusnya mampu mensejahterakan anggotanya.
Virus inilah yang disebarkan GP Ansor Genuk Semarang, dari pagi hingga sore hari diadakannya seminar kewirausahaan dengan mengakat tema, “Membangkitkan Jiwa Kewirausahaan Dikalangan Pemuda”.
Ketua panitia Muslimin mengatakan, “Dikalangan pemuda pelatihan kewirausahaan menjadi suatu kepastian oleh sebab sekarang ini Negara mengalami krisis ketenagakerjaan. Banyak penganguran di Negara ini. Maka seorang pemuda harus mampu menciptakan ide kreatifnya untuk menjadi orang yang berdikari”.
Menghadirkan dua pembicara nasional yakni Ir H Sunarto, MA dan H Abdullah Richmoslem, PhD.
“Dalam ajaran Islam sendiri tidak diajarkan untuk menjadi orang miskin namun menjadi orang yang dermawan. Orang dermawan adalah mereka yang memiliki kekayaan, dalam hal inilah maka seorang pemuda harus bisa menjadi kaya sebab dengan menjadi kaya tentu bisa bersedekah,” kata Sunarto pengusaha property Semarang ini yang rela keluar dari pekerjaan menjadi pegawai negeri sipil untuk menjadi orang yang kaya.
Lain lagi dengan Abdullah ia menuturkan tentang pengalamannya bagaimana menjadi seorang yang sukses. Lulusan Pondok Futuhiyah ini mulai karirnya di pesantren hingga ia mendapatkan honorer dari kesukaannya menulis.
Dari hobbynya tersebut menjadikan ia semakin optimis hingga sekarang ini memiliki berbagai macam usaha dalam naungan bendera Ihwah Coorporation.
Orang Nahdiyin seharusnya menjadi orang sukses semua, sebab hampir semua orang nahdiyin jebolan dari pesantren dan ilmu tersebut didapatkan namun belum diamalkan. Maka saatnya pemuda memiliki mentalitas untuk berani kaya, kara Abdullah.
Virus inilah yang disebarkan GP Ansor Genuk Semarang, dari pagi hingga sore hari diadakannya seminar kewirausahaan dengan mengakat tema, “Membangkitkan Jiwa Kewirausahaan Dikalangan Pemuda”.
Ketua panitia Muslimin mengatakan, “Dikalangan pemuda pelatihan kewirausahaan menjadi suatu kepastian oleh sebab sekarang ini Negara mengalami krisis ketenagakerjaan. Banyak penganguran di Negara ini. Maka seorang pemuda harus mampu menciptakan ide kreatifnya untuk menjadi orang yang berdikari”.
Menghadirkan dua pembicara nasional yakni Ir H Sunarto, MA dan H Abdullah Richmoslem, PhD.
“Dalam ajaran Islam sendiri tidak diajarkan untuk menjadi orang miskin namun menjadi orang yang dermawan. Orang dermawan adalah mereka yang memiliki kekayaan, dalam hal inilah maka seorang pemuda harus bisa menjadi kaya sebab dengan menjadi kaya tentu bisa bersedekah,” kata Sunarto pengusaha property Semarang ini yang rela keluar dari pekerjaan menjadi pegawai negeri sipil untuk menjadi orang yang kaya.
Lain lagi dengan Abdullah ia menuturkan tentang pengalamannya bagaimana menjadi seorang yang sukses. Lulusan Pondok Futuhiyah ini mulai karirnya di pesantren hingga ia mendapatkan honorer dari kesukaannya menulis.
Dari hobbynya tersebut menjadikan ia semakin optimis hingga sekarang ini memiliki berbagai macam usaha dalam naungan bendera Ihwah Coorporation.
Orang Nahdiyin seharusnya menjadi orang sukses semua, sebab hampir semua orang nahdiyin jebolan dari pesantren dan ilmu tersebut didapatkan namun belum diamalkan. Maka saatnya pemuda memiliki mentalitas untuk berani kaya, kara Abdullah.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !