Aku Malu, Tulisan Tidak Masuk Media Masa

Kamis, 27 September 2012

Setiap diri kita dikaruniai bakat dan potensi yang dibawa sejal lahir. Sehingga potensi yang meliputi diri, kita berkewajiban untuk mengembangkannya. Hal ini mengisyaratkan pesan bahwa, setiap manusia yang terlahir membawa fitrah potensi sebagai bentuk perwujudan untuk melaksanakan amanah menjadi khalifah atau pemimpin di bumi. Dengan bekal berupa potensi tersebut, manusia bisa untuk melangsunkan kehidupannya di dunia.

Langsung saja tidak usah basa-basi. Kita harus memiliki keyakinan bahwa setiap diri kita memiliki potensi dan bakat masing-masing. Bahkan setiap diri kita memiliki pengalaman masing-masing dan tentunya proses yang kita jalani berbeda sehingga menghasilkan suatu yang beda pula. Dalam hal ini dapat disarikan bahwa kita bisa menulis, meskipun bukan penulis profesional. Jadi potensi menulis di miliki siapa saja, tentu bagi mereka yang ingin menulis.

Lain halnya yang ingin menjadi penulis, maka ia berkewajiban untuk mengasah dan mengembangkan potensi dan bakat menulisnya. Bukan sekedar menulis, tapi benar-benar mampu menjadi barang yang bernilai di mata banyak orang.

Salah satu menilai apakah kita memiliki bakat menjadi penulis, tulisan kita harus mampu menembus media masa. Karena dengan menembus media masa, berarti setidaknya tulisan kita diakui pihak redaksi. Sehingga hasil tulisan kita dapat di konsumsi oleh banyak orang. Dari situlah kita dapat mengevaluasi hasil karya kita. Apakah benar-benar berkualitas, atau sebab kasihan dari pihak redaktur karena kita sering menulis tapi tidak sering di muat. Tapi tetap optimis, itulah karya kita.

Saatnya tulisan kita memembus media masa, berikut tips sederhana supaya kita gemar menulis dan tentunya menembus media masa;

Pertama, mengenal media masa baik koran, majalah, maupun bulletin. Lalu telusuri karakter tulisan media tersebut, maupun bentuk-bentuk persyaratan dalam mengirimkan naskah naskah tulisan. Kemudian kumpulkan alamat redaksi tesebut baik email redaksi maupun email rubrik tulisan dan tentunya alamat kantor, hal ini sebagai database diri anda.

Kedua
, buat tulisan untuk rubrik yang anda senangi, semisal rubrik cerpen. Maka buatlah cerpen satu minggu sekali minimal 2 (dua) naskah. Lalu kirim ke media yang berbeda. Teruslah berusaha menulis 2 naskah cerpen meski belum sampai termuat di media masa. “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (QS. Alam Nasyrah:  94).

Coba pikirakan jika dalam satu minggu anda membuat 2 naskah cepen, maka dalam satu bulan anda sudah mengumpulkan 8 (delapan) cerpen. Jika satu tahun maka anda sudah memiliki naskah cerpen yang berjumlah 96. Sungguh luar biasa bukan, dan semoga dengan jumlah yang sedemikan banyaknya itu salah satu naskah dapat termuat di media masa. Jika di pikir ulang, jumlah naskah itu jika di bukukan sendiri atau secara indie tentu berlembar-lembar. Hari-hari anda merupakan lembaran, maka gorekan tulisan kebaikan dan tulislah dengan pena makan akan terkenang.

Ketiga, memiliki kemauan luar biasa. Tanamkan bahwa rendah kemauan merupakan bentuk akhlak yang rendah, sifat yang hina dan sangat memalukan. “Sesungguhnya Allah tidak merubah nasih suatu kaum (diri anda), sehingga mereka merubah nasih yang ada pada diri mereka”. (QS. Ar-Ra’d: 11).

Kemauan luar biasa merupakan akhlak luhur dan tujuan mulia yang senantiasa akan membangkitkan rasa optimis anda. Dengan kemauan luar biasa senantiasa memotivasi anda untuk meraih yang lebih baik. “Tidak ada Adwa (penularan penyakit) dan rasa putus asa, tetapi optimis yang Saya cintai, yaitu kata-kata yang baik”. (HR. Bukhari).

Sedangkan senjata atau obat dari kemauan luar biasa adalah “sabar”. Sebab sabar merupakan sifat terpuji, sebagai upaya untuk menerima dari hasil usaha anda. “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu”. (QS. Ali-Imran: 200).

Keempat, saling berbagi atau sedekah. Ini adalah bentuk rasa syukur anda, jika naskah tulisan termuat di media masa dan mendapatkan honor tulisan maka gunakanlah untuk saling berbagi. “Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk memberikan sedekah, lalu seseorang berkata, “Saya mempunyai satu dinar.” Rasulullah menjawab, “Nafkahkan untuk dirimu” Dia berkata, “Aku mempunyai yang lain.” Rasulullah menjawab, “Nafkahkanlah untuk istrimu.” Dia berkata, “Aku mempunyai yang lain?,” Rasulullah menjawab, “Nafkahkanlah untuk pelayanmu, kemudian engkau lebih mengetahuinya”. (HR. Abu Daud).

Dengan saling berbagi, insyallah akan di mudahkan dalam membuka pintu rizeki dan di mudahkan dari segala urusan termasuk kemauan untuk menjadi penulis.

Saatnya untuk terus berusaha dengan kemauan yang luar biasa, proses atau usaha anda adalah cemeti atau cambuk untuk mendorong meraih kesuksesan dan kemuliaan. Tetap berkarya, tebarkan benih-benih karya untuk kedamaian semesta.
Semarang, 27/09/12

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mahasciena
Copyright © 2011. Mahasciena - Lukni Maulana - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Lukni Maulana
Present by Rumah Pendidikan Sciena Madani