Kemenangan Menjadi Pemimpin

Rabu, 26 September 2012

Kehidupan di dunia ini amat sangat realistis, sehingga segala sesuatunya dapat di ukur, di lihat atau bahkan di rasakan.  Seperti saat seseorang berani melepas jabatan di masyarakat, untuk mendapatkan jabatan yang lebih tinggi. Proses pelepasan tersebut pastinya sudah dipertimbangkan secara matang-matang, hingga ia berani mengambil keputusan.

Pelepasan jabatan itu terjadi di masyarakatnya Ahmad, pemimpin yang menjabat Walikota itu, berani tampil untuk menduduki kursi tertinggi di ibu kota Negara. Bahkan masyarakat sangat mendukung sang Walikota untuk bisa mendapatkan jabatan tersebut. Apa lagi katanya untuk mengharumakan nama kotanya.

Sungguh luar biasa tentunya dapat menaklukan ibu kota Negara. Apa lagi lawan politiknya di dukung partai besar dan incumbent pula serta asli penduduk setempat. Tentu sang Walikota memiliki tantangan yang berat.

Sehingga Ahmad mengikuti perkembangan pemilihan gurbernur tersebut. Hingga pada akhirnya sang Walikota mampu menjadi pemenang. Iapun melihat berbagai media baik media cetak maupun media elektornik yang isi beritanya menampilkan figur Walikota.

Saat di pos ronda bersama Pak Muh, Ahmad bercerita bahwa dirinya mengikuti perkembangan pemilihan Gurbernur. Pak Muh hanya bisa tersenyum, lalu bertanya:
“Kamu bangga”
“Jelas. Bahkan aku bernazar untuk memotong gundul rambutku ini,” sahut Ahmad
“Bangga dengan kemenangan,” kata Pak Muh
“Ya..pastinya seperti itu.” Kata Ahmad

Sungguh aneh dunia sekarang ini. Sungguh menjadi pemimpin adalah amanah yang besar, mereka sangat bangga ketika menjadi pemenang layaknya kontes pertandingan. Mereka bisa tersenyum lebar dan bahkan mengelar berbagai macam bentuk ekspresi rasa syukur.

Ketika seseorang menjadi pemimpin di pemerintahan mereka mendapat sambutan dari berbagai elemen masyarakat. Mendapat pujian dan ucapan selamat. 

"Seseorang berdiri sambil menyanjung salah seorang Amir (pemimpin) dari pemimpin-pemimpin lainnya, lalu Al Miqdad menumpahkan debu pada wajahnya dan berkata, 'Rasulullah Saw telah memerintahkan kepada kita agar menumpahkan debu pada wajah orang-orang yang suka memuji”. (HR. Muslim).
Andai mereka tahu bahwa para malaikat dan mahkuk lainnya tidak sanggup mengembang amanah, maka amanah itu dilimpahkan kepada manusia. “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.” (QS. Al-Ahzab: 72).
Kita semua adalah pemimpin yang harus mempertanggung jawabkan kepemimpinan. "(Ingatlah) semua kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin bertanggung jawab atas yang apa dipimpinnya, Pemimpin yang memimpin manusia adalah yang bertanggung jawab dan dia dituntut pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Seorang lelaki pemimpin atas keluarganya, dan dia dituntut pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Hamba sahaya seseorang (menurut suatu riwayat, dan pelayan) adalah pemimpin atas harta majikannya, dan dia dituntut pertanggungjawaban, (seorang wanita pemimpin dalam keluarga suaminya), (dan dia dituntut pertanggungjawaban)," -(aku mendengar tentang mereka dari Nabi  shallallahu 'alaihi wasallam dan aku mengira Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata, "Seseorang (menjadi pemimpin) dalam menjaga harta bapaknya). Ingatlah, setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin dituntut pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya”. (HR. Abu Daud, Bukhari dan Muslim)

"Apabila salah seorang di antara kalian takut kesombongan dan kezhaliman pemimpin, maka berdoalah, 'Ya Allah, Tuhan langit yang tujuh dan Tuhan 'arsy yang Agung, jadilah Engkau pelindung saya dari fulan bin fulan dan kelompoknya dari makhluk-makhluk-Mu yang akan berbuat sewenang-wenang atau menzhalimi saya, Maha Agung perlindungan-Mu dan sanjungan-Mu, dan tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau." (HR. Bukkhari)

Semarang, 20/09/12
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mahasciena
Copyright © 2011. Mahasciena - Lukni Maulana - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Lukni Maulana
Present by Rumah Pendidikan Sciena Madani